BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Insidensi
kehamilan kembar dua(twin) adalah sekitar 1 dalam setiap 80 kelahiran, dan
kembar tiga (triplet) adalah 80 kalinya, yaitu 1 dalam setiap 6400
kelahiran.Namun demikian, angka-angka iini selalu berfluktuasi karena peingkatan
pengguaan obat-obat penyubur dan prosedur fertilisasi secara in vitro.Mengingat
kehamilan kembar dua merupakan kehamilan kembar yang paling sering terjadi dan di
temukan oleh para siswa bidan, bagian ini akan lebih terkonsentrasi pada
kehamilan kembar dua daripada kehamilan kembar tiga atau lebih.
1.2
Rumusan
Masalah
a
Bagaimana pengertian dari kehamilan
kembar?
b
Bagaimana proses terjadinya masalah kehamilan
kembar?
c
Bagaimana masalah keperawatan yang bisa ditemukan pada
klien dengan kehamilan kembar?
1.3
Tujuan
Ø Tujuan Umum
Agar
setiap mahasiswa mampu memahami, memberikan dan melaksanakan asuhan keperawatan
pada klien dengan masalah kehamilan kembar.
Ø Tujuan Khusus
Setelah
menyusun makalah ini diharapkan mahasiswa mampu :
a. Melakukan
pengkajian pada klien dengan kehamilan kembar.
b. Merumuskan
diagnosa untuk klien dengan kehamilan kembar.
c. Membuat
perencanaan untuk klien dengan kehamilan kembar.
d. Melakukan
implementasi pada klien dengan kehamilan kembar.
e. Membuat
evaluasi pada klien dengan kehamilan kembar.
1.4
Manfaat
Manfaat dari makalah yang kami buat ini adalah agar
mahasiswa lebih mengetahui dan mengerti bagaimana proses terjadinya kehamilan
kembar. Selain itu juga agar mahasiswa
mampu memahami, memberikan dan melaksanakan asuhan keperawatan pada
klien dengan kehamilan kembar.
BAB II
KONSEP TEORI
2.1
Definisi
Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin.
Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan
masyarakat. Kehamilan kembar dapat memberikan resiko yang lebih tinggi terhapap
bayi dan ibu. Oleh karena itu, dalam menghadapi kehamilan kemmbar harus
dilakukan pengawasan hamil yang lebih intensif. Frekuensi kehamilan kembar
mengikuto rumus dari Herlin, yaitu 1:89-untuk hamil kembar, 1:89 pangkat dua
untuk kehamilan tiga sedangkan kuadranplet 1:89 pangkat tiga.(Manuba, 1998:265)
Kehamilan ganda dalah kehamilan dengan dua janin atau
lebih. Sejak diketemukan obat-obatan dan cara induksi ovulasi.(Mochtar,
1998:259)
Ketika dua atau lebih tumbuh
dalam uterus pada saat yang bersamaan, kondisi ini dikenal sebagai kehamilan
multipel.(Reeder,dkk.2011)
Kehamilan kembar adalah dua atau lebih janin yang ada didalam
kandungan selama proses kehamilan.
2.2
Tipe
– Tipe Kembar Dua
Pembeda
|
Binovuler
(Fraternal)
|
Uniovuler
(identik)
|
Asal
|
Dua
ovum
|
Satu
ovum
|
Insidensi
|
75%
darikehamilan kembar-dua
|
25%
dari kehamilan kembar-dua
|
Jenis
kelamin
|
Mungkin
berlawanan
|
Selalu
sama
|
Kemiripan
|
kemiripannya
sama seperti kakak adik
|
Identik
(susunan geneticnya sama) (perbedaannya sangat sedikit, raut tubuh, sidik
jari)
|
Korion
|
Dua
korion yang terpisah
|
Satu
atau dua korion
|
Plasenta
|
Dua
plaseenta yang terpisah menyatu namun sirkulasi darahnya tetap terpisah
|
Satu
atau dua plasenta yang tergantung pada saat pembelahan yang terjadi:
sirkulasi darah plasenta dapat berhubungan.
|
(
Farrer,Hellen.1999)
2.3
Etiologi
a
Faktor ras
Frekuensi
kelahiran janin multiple memperlihatkan variasi yang nyata diantara berbagai
ras yang berbeda. Myrianthopoulos (1970) mengidentifikasi kelahiran ganda
terjadi 1 diantara 100 kehamilan kehamilan pada orang kulit putih, sedangkan
pada orang kulit hitam 1 diantara 80 kehamilan.
Pada
kawasan di Afrika, frekuensi terjadinya kehamilan ganda sangat tinggi. Knox dan
Morley (1960) dalam suatu survey pada salah satu masyarakat pedesaan di Nigeria,
mendapatkan bahwa kehamilan ganda terjadi sekali pada setiap 20 kelahiran,
kehamilan pada orang Timur atau Oriental tidak begitu sering terjadi. Perbedaan
ras yang nyata ini merupakan akibat keragaman pada frekuensi terjadinya
kehamilan kembar dizigot. Perbedaan kehamilan ganda ini disebabkan oleh
perbedaan tingkat Folikel Stimulating Hormone yang akan mengakibatkan multiple
ovulasi
b
Faktor keturunan
Sebagai
penentu kehamilan ganda genotip ibu jauh lebih penting dari genotip ayah. White
dan Wyshak (1964) dalam suatu penelitian terhadap 4000 catatan mengenai jemaat
gereja kristus orang-orang kudus hari terakhir, menemukan bahwa para wanita
yang dirinya sendiri dizigot dengan frekuensi 1 per 58 kelahiran. Namun, wanita
yang bukan kembar tapi mempunyai suami kembar dizigot, melahirkan bayi kembar
dengan frekuensi 1 per 116 kehamilan. Lebih lanjut, dalam analisis Bulmer
(1960) terhadap anak-anak kembar, 1 dari 25 (4%) ibu mereka ternyata juga
kembar, tetapi hanya 1 dari 60 (1,7%) ayah mereka yang kembar, keterangan
didapatkan bahwa salah satu sebabnya adalah multiple ovuasi yang diturunkan.
c
Faktor umur dan paritas
Untuk
peningkatan usia sampai sekitar 40 tahun atau paritas sampai dengan 7,
frekuensi kehamilan ganda akan meningkat. Kehamilan ganda dapat terjadi kurang
dari sepertiga pada wanita 20 tahun tanpa riwayat kelahiran anak sebleumnya,
bila dibandingkan dengan wanita yang berusia diantara 35 sampai 40 tahun dengan
4 anak atau lebih. Di Swedia, Petterson dkk (1976), memastikan peningkatan yang
nyata pada angka kehamilan ganda yang berkaitan dengan meningkatnya paritas.
Dalam kehamilan pertama, frekuensi janin kembar adalah 1,3% dibandingkan dengan
kehamilan keempat sebesar 2,7%.
d
Faktor nutrisi
Nylander
(1971) mengatakan bahwa peningkatan kehamilan ganda berkaitan dengan status
nutrisi yang direfleksikan dengan berat badan ibu. Ibu yang lebih tinggi dan
berbadan besar mempunyai resiko hamil ganda sebesar 25-30% dibandingkan dengan
ibu yang lebih pendek dan berbadan kecil. McGillivray (1986) juga memaparkan bahwa
kehamilan dizigotik lebih sering ditemui pada wanita berbadan besar dan tinggi
dibandingkan pada wanita pendek dan bertubuh kecil.
e
Faktor terapi infertilitas
Induksi
ovulasi dengan menggunakan FSH plus chorionic gonadotropin atau chlomiphene
citrate menghasilkan ovulasi ganda. Insiden kehamilan ganda seiring penggunaan
gonadotropin sebesar 16-40%, 75% kehamilan dengan dua janin (Schenker &
co-workers, 1981). Tuppin dkk (1993) melaporkan dari Prancis, insiden
persalinan gemelli dan triplet terjadi karena induksi ovulasi dengan terapi
human menopause gonadotropin (hMG). Faktor resiko untuk kehamilan ganda setelah
ovarium distimualsi dengan hMG berpengaruh terhadap peningkatan jumlah
estradiol dan injeksi chorionic gonadotropin pada saat bersamaan akan berpengaruh
terhadap karakteristik sperma, meningkatkan konsenterasi dan motilitas sperma
(Dickey, dkk 1992, Pasqualato dkk,1999). Induksi ovulasi meningkatkan insiden
kehamilan ganda dizigotik dan monozigotik.
f
Faktor assisted reproductive
technology (ART)
Teknik
ART didesain untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan, dan juga meningkatkan
kemungkinan kehamilan ganda. Pasien pada kasus ini, pembuahan dilakukan melalui
teknik fertilisasi in vitro dengan melakukan seleksi terhadap ovum yang
benar-benar berkualitas baik, dan dua dari empat embrio ditransfer kedalam
uterus. Pada umumnya, sejumlah embrio yang ditransfer kedalam uterus maka
sejumlah itulah akan berisiko kembar dan meningkatkan kehamilan ganda.
g
Faktor yang lain belum
diketahui
Bangsa, hereditas, umur dan
paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap kehamilan kembar yang berasal dari 2
telur, juga obat klomit dan hormon gonadotropin yang dipergunakan untuk
menimbulkan ovulasi dilaporkan menyebabkan kehamilan dizigotik. Faktor-faktor
tersebut dan mungkin pula faktor lain dengan mekanisme tertentu menyebabkan
matangnya 2 atau lebih folikel de graff atau terbentuknya 2 ovum atau lebih
dalam satu folikel. Kemungkinan pertama dibuktikan dan ditemukan 21
korpora lutea pada kehamilan kembar.
Pada fertilisasi in
vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika telur-telur yang diperoleh
dapat dibuahi lebih dari satu, jika semua embrio yang kemudian dimasukan
kedalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu.
Pada kembar yang
berasal dari satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau
sedikit sekali mempengaruhi kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini
sebabnya ialah faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi.
Faktor penghambat yang
mempengaruhi segmentasi sebelum blastula terbentuk,menghasilkan kehamilan
kembar dengan 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta seperti pada kehamilan kembar
dizigotik.
Kadar
FSH yang tinggi dapat menimbulkan peningkatan stimulasi folikel ovarii. Pada
sebagian kasus keadaan ini menyebabkan lebih dari satu ovum yang di lepaskan
dan selanjutnya di buahi. ( Farrer,Hellen.1999)
2.4
Diagnosis
Kehamilan Kembar
Kemungkinan
kembar di curigai kalau penambahan berat badan ibu atau pertumbuhan rahimnya
lebih besar daripada usia kehamilannnya.Dengan USG, diagnosis kehamilan kembar
dan penyingkiran kemungkinan lain (cairan amnion yang berlebihan, fibroid, mola
hidatidosa, perhitungan usia kehamilan yang keliru) dapat di lakukan dengan
mudah dan lebih dini). Sesudah itu,kehamilan kembar dapat di ketahui lewat gerakan
janin atau bagian – bagian jani yang berlebihan, pemeriksaan palpasi yang
meraba dua kepala janin atau auskultasi oleh dua orang pemeriksa yang menangkap
dua suara jantung dengan variasi frekuensi paling tidak 10 denyutan per menit.
Dengan
perawatan antenatal, kehamilan kembar jarang tidak terdiagnosis sampai saat
melahirkan. ( Farrer,Hellen.1999)
2.5
Efek
Janin Kembar pada Kehamilan
Di
luar aspek emosional, social dan finansial,kehamilan kembar dapat di persulit
oleh:
· Kelainan
ringan yang menjadi lebih mengganggu.
· Polihidramnios
(caira amion yang berlebihan).
· Pre-eklampsia
(lebih sering terjadi).
· Plasenta
letak rendah yang mengenai daerah yang lebih luas(perdarahan amtepartum)
· Insufisiensi
fetal / plasental (keadaan tidak sanggup melakukan yang normal)
· Persalinan
premature akibat peningkatan tekanan intrauteri
Persalinan
dapat di persulit oleh:
· Malpresentasi,
khususnya kembar kedua,yang sering meliputi letak lintang atau transversal
· Ketuban
pecah dini(peningkatan tekanan intrauteri) sebelum janin pertama mengalami
engagement dalam ronggaa panggul-bahaya prolapses funikuli.
· Pelepasan
plasenta janin kedua sebelum waktunya(premature) yang terjadi setelah pelahiran
bayi pertama dengan di ikuti oleh penurunan ukuran uterus.
Setelah
pelahiran terdapat predisposisi untuk terjadinya:
· Perdarahan
maternal postpartum-akibat uterus yang teregang secara berlebihan dan besarnya
lokasi pelekatan plasenta.
· Prematuritas
bayi dan bahaya yang meyertainya.
2.6
Manifestasi
Klinis
2.7
Masalah
Risiko Tinggi
Beberapa
kondisi risiko tinggi di hubungkan dengan kehamilan multiple.
Masalah
|
Peningkatan
kemungkinan di bandingkan kehamilan tunggal
|
Persalinan
Premature
|
7-10
|
HIpertensi
|
2-5
|
Solusio
Plasenta
|
3
|
Anemia
|
2-3
|
Hidroamnion
|
3-5
|
Infeksi
Saluran Kemih
|
1-4
|
Perdarahan
pascapartum
|
2-4
|
seksio
sesaria
|
2
|
Selain
itu
2.8
Patofisiologi
2.9
WOC
WOC
terlampir (lampiran 1).
2.10Penatalaksanaan
Kehamilan
kembar akan membawa risiko yang lebih berbahaya daripada kehamilan tunggal,
baik terhadap ibu maupun janinya.Karena itu harus di berikan perawatan antenatal
ekstra.Biasanya di perlukan nasihat dan tindakan untuk memastikan:
· Istirahat
yang cukup guna memperbaiki aliran darah Rahim (ibu dapat di rawat di rumah
sakit untuk mencegah persalinan premature).
· Diet
yang memadai, baik dan seimbang dengan suplemen zat besi serta asam folat.
· Perbaikan
dengan segera semua kelainan ringan dan gangguan kenyamanan pasien.
· Penanganan
dini komplikasi seperti pre eklamsia atau plasenta letak rendah
Penatalaksanaan
persalinan meliputi:
· Palpasi
dan mungkin pemutaran janin yang kedua setelah yang pertama di lahirkan
· Penjepitan
(klem) dan pengikatan tali pusat yang di lakukan dengan segera dan hati-hati
(pada kasus kehamilan uniovuler dengan sirkulasi darah plasenta yang saling
berhubungan).
(Farrer,Helen.1999)
2.11Pemeriksaan
Penunjang
1. Ul
2.12
Faktor Predisposisi
1. T
BAB III
KONSEP ASKEP
3.1
Pengkajian.
a
Anamnesis
·
Perut lebih buncit dari semestinya sesuai
dengan umur tuanya kehamilan.
·
Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu
hamil.
·
Uterus terasa lebih cepat membesar.
·
Pernah hamil kembar atau ada riwayat
keturunan kembar.
·
Apakah telah mendapat pengobatan
infertilitas.
b
Inspeksi dan palpasi
·
Pada pemeriksaan pertama dan ulangan ada
kesan uterus lebih besar dan lebih cepat tumbuhnya dari biasa.
·
Gerakan – gerakan janin terasa lebih
sering
·
Bagian – bagian kecil terasa lebih
banyak.
·
Teraba ada 3 bagian besar janin.
·
Teraba ada 2 balotement
c
Auskultasi
Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut per menit atau bila dihitung bersamaan terdapata selisih 10.
Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut per menit atau bila dihitung bersamaan terdapata selisih 10.
d
Rotgen foto abdomen
Tampak
gambaran 2 Janin.
e
Ultrasografi
Bila tampak 2 janin atau 2 jantung yang berdenyut yang telah dapat ditentukan pada triwulan I/pada kehamilan 10 minggu.
Bila tampak 2 janin atau 2 jantung yang berdenyut yang telah dapat ditentukan pada triwulan I/pada kehamilan 10 minggu.
f
Elektrokardiogramn total
Terdapat
gambaran 2 EKG yang berbeda dari kedua janin.
g
Reaksi kehamilan
Karena
pada hamil kembar pada umumnya plasenta besar atau ada 2 plasenta, maka
produksi HCG akan tinggi, jadi titrasi reaksi kehamilan bisa positif, kadang –
kadang sampai 1/200. Hal ini dapat dikacaukan dengan mola hidatidosa.
Kadangkala diagnose baru diketahui setelah bayi pertama lahir, uterus masih besar, ternyata masih ada janin satu lamgi dalam rahim. Kehamilan kembar sering terjadi bersamaan dengan hidramnion dan toksemia gravidarum.
Kadangkala diagnose baru diketahui setelah bayi pertama lahir, uterus masih besar, ternyata masih ada janin satu lamgi dalam rahim. Kehamilan kembar sering terjadi bersamaan dengan hidramnion dan toksemia gravidarum.
h
Pemeriksaan klinik gejala-gejala dan
tanda-tanda
Adanya
cairan amnion yang berlebihan dan renggangan dinding perut menyebabkan
diagnosis dengan palpasi menjadi sukar. Lebih kurang 50 % diagnosis kehamilan
ganda dibuat secara tepat jika berat satu janin kurang dari 2500 gram, dan 75 %
jika berat badan satu janin lebih dari 2500 gram. Untuk menghindari kesalahan
diagnosis, kehamilan ganda perlu dipikirkan bila dalam pemeriksaan ditemukan
hal-hal berikut; besarnya uterus melebihi lamanya amenorea, uterus tumbuh lebih
cepat dari kehamilan normal, banyak bagian kecil teraba, teraba tiga bagian
besar, dan teraba dua balotemen, serta terdengar 2 DJJ dengan perbedaan 10 atau
lebih.
i
Diagnosis pasti
Secara
klinis :
·
Terdapat 2 kepala, 2 bokong, dan 1 atau
2 punggung
·
Terdengar 2 DJJ di tempat yang berjauhan
dengan perbedaan 10 denyut permenit atau lebih.
·
USG atau foto roentgen :
Bayangan
janin lebih dari 1 . Berdasarkan pemeriksaan USG dapat terlihat 2 bayangan
janin atau lebih dengan 1atau 2 kantong amnion. Diagnosis dengan USG sudah
setelah kehamilan 6-8 minggu dapat menentukan diagnosis akurat jumlah janin
pada uterus dari jumlah kantong gestasional yang terlihat.
3.2
Diagnosa
Keperawatan
a Intake
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah
b Shock
hipovolemik berhubungan dengan perdarahan .
c Gangguan
psikologis cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kehamilan
kembar .
3.3
Intervensi
Keperawatan
a
Intake nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan mual muntah
Tujuan :
Kriteria
Hasil :
Intervensi :
1 Observasi
tanda – tanda kekurangan nutrisi (mual muntah)
Rasional :
2 Anjurkan
pada pasien untuk makan sedikit tapi sering.
Rasional :
3 Anjurkan
untuuk banyak makan buah dan sayur .
Rasional :
4 Anjurkan
untuk menghindari hal – hal yang membuat mual atau enek .
Rasional :
b Shock
hipovolemik berhubungan dengan perdarahan.
Tujuan :
Kriteria
Hasil :
Intervensi :
1
Observasi tanda – tandaterjadinya shoch
hipovolemik .
Rasional :
2
Kaji tentang banyaknya pengeluaran
cairan (perdarahan)
Rasional :
3
Obsevasi tanda – tanda vital.
Rasional :
4 Pantau
kadar Hb ddalam darah.
Rasional :
c
Gangguan psikologis cemas berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan tentang kehamilan kembar .
Tujuan :
Kriteria
Hasil :
Intervensi :
1 Berikan
dukungan dan pendidikan untuk menurunkan kecemasan dan meningkatkan pemahaman
dan kerja sama dengan tetap memberikan informasi kehamilan kembar.
Rasional :
2 Jelaskan
tentang perawatan kehamilan
Rasional :
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
4.2
Saran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar